Kasus Penipuan dan Penggelapan Dana Tamu Oleh Oknum Staff Dokumen Salah Satu Travel Agent Surabaya

Kasus Kriminal Kejahatan Penipuan dan Penggelapan Dana Tamu Oleh Oknum Staff Dokumen Salah Satu Waralaba Travel Agent Surabaya

Penipuan Penggelapan Dana Oleh Oknum Staff Dokumen kejadian bulan Juli-Oktober2015 telah memakan korban lebih dari 22 orang kronologis lengkap akan diceritakan dalam post ini. Inti kasus yg diceritakan dalam post ini adalah karyawan nakal yang menyalahgunakan kepercayaan tamu. Modus yang digunakan adalah mengiming-imingi korban dengan menjanjikan visa pasti disetujui, paket tour wisata murah dengan harga 30% lebih murah dari pasar, menjual tiket pesawat murah diskon lebih murah dari harga resmi maskapai.

Pelaku menyuruh pelanggan untuk melakukan transfer dana ke rekening pribadi bukan rekening milik perusahaan. Saat menjalankan aksinya, Pelaku menggunakan alamat email pribadi untuk berkomunikasi dengan pelanggan saat memerintahkan untuk transfer dana bukan menggunakan alamat email terdaftar milik kantor. Korban yang termakan bujuk rayu, kemudian diminta untuk transfer ke rekening pribadi atas nama si pelaku, bukan ke rekening milik kantor. Saat ditanya mengapa menggunakan rekening perseorangan an.pribadi, pelaku berkilah agar pengurusan visa dan tour lebih cepat selesai dan dapat harga murah.

Tindakan kejahatan kriminal dari pelaku adalah meminta serta menggelapkan dana pembayaran deposit hotel sebagai bagian dari jasa pengurusan VISA UK dan Schengen. Dana dijanjikan akan dikembalikan selepas pengurusan visa selesai, tetapi nyatanya dibawa kabur. Deposit hotel tidak pernah tercantum dalam SOP kantor  travel agent dimana pelaku bekerja. Melainkan cuma aksi tipu-tipu pelaku.

Nominal Kerugian (NOMINAL PENGELAPAN)  : Rp 27.6 juta (Rp. 14.093.627 + Rp. 13.544.069)

Kronologi dan modus pelaku saat menjalankan aksi penipuan deposit hotel

1. Korban Y datang ke kantor travel agent untuk mengurus visa UK dan Schegen pada awal September 2015
2. Staf travel agent yang bertugas untuk jasa pengurusan visa (staf dokumen) adalah Demy Tridiono Prayitno (pelaku kejahatan).
3. Korban Y diminta untuk melengkapi persyaratan visa seperti copy buku tabungan, surat referensi bank, pas foto, formulir pengajuan visa, kartu keluarga, dll. Serta membayar biaya jasa pengurusan  visa dan asuransi perjalanan.
4. Pelaku mengerjakan persayaratan lainnya seperti bukti reservasi pesawat PP, booking hotel, itinerary (rencana rute perjalanan wisata) , surat rekomendasi sponsor.
5. Saat korban Y menemui pelaku Demy di kantor, pelaku terlihat tidak nyaman seolah-olah di awasi. Pelaku terlihat “tidak memiliki aktivitas di meja kantor alias pengangguran”. Pelaku lebih sering sibuk bermain HPnya sendiri.
6. Saat Persyaratan permohonan visa sudah dilengkapi oleh korban Pelaku meminta korban Y untuk selanjutnya tidak usah-usah repot ke kantor dan cukup berkomunikasi lewat chatting whatsap. Pelaku juga berkata kantor TX travel memiliki kurir yang siap  untuk menjemput dan mengantarkan dokumen. Pelaku berkata saat itu, dia diperintahkan oleh atasan sebisa mungkin tidak merepotkan tamu. Padahal di sisi lain korban Y merasa tidak keberatan jika harus datang langsung ke kantor. Sampai tahap ini belum muncul rasa curiga dari korban.
7. Untuk memudahkan usaha membujuk korban, korban Y diajak bertemu di luar jam operasional kantor di sebuah restoran cepat saji yang berdekatan dengan kantor travel. Pelaku beralasan jika mengobrol di telepon kurang bisa menerangkan prosedur permohonan visa sejelas-jelasnya.
8. Korban Y dan pelaku Demy bertemu di restoran. Sampai tahap ini korban Seharusnya punya sikap curiga. Karena karyawan yang benar tidak akan mengajak pelanggan untuk bertemu di luar jam kantor apalagi di restoran untuk membicarakan urusan bisnis.
9. Pertemuan di restoran cepat saji berlangsung sekitar 90 menit. Obrolan berbagai topik, mulai dari dimana si pelaku tinggal (tinggal di daerah Mulyosari Belakang Gereja). Si Pelaku bicara terus menerus tanpa memberi kesempatan korban untuk menimpali atau berbicara alias nyecret. Pelaku seolah-olah menggunakan metode hiptonis agar korban termakan bujuk rayu. Si pelaku mulai membangga-banggakan dirinya sebagai staf dokumen penuh pengalaman banyak visa kunjungan negara maju berhasil disetujui karena bantuan dirinya. Pelaku berkata bahwa dia berhasil membantu tamunya mendapatkan visa schengen dari kedutaan spanyol dimana si tamu yg dibantu ini paspornya baru dan belum pernah sama sekali traveling ke luar negeri. Pelaku berkata travel agent lain (selain TX Travel) tidak akan mau dan bisa membantu tamu yang tidak memiliki riwayat perjalanan atau paspornya masih bersih. Pelaku memuji korban Y karena paspor korban Y masih memilik stempel dari negara ASEAN.
10. Pelaku Demy berusaha meyakinkan korban Y dengan pengalamannya yang lain saat menguruskan visa Amerika USA, Jepang, Schengen, dll.  Pelaku entah sadar atau tidak bercerita bahwa pernah memalsukan (mengedit) nama pemilik rekening  di fotocopy rekening koran. Hal itu dia lakukan saat menguruskan visa Jepang dari tamu yang tidak memiliki rekening koran dengan jumlah mencukupi. Pelaku cerita Perbuatannya mengedit nama pemilik rekening diketahui staffkedutaan Jepang dan diminta untuk tidak mengulanginya. Sampai saat ini korban Y mulai mengendus hal-hal tidak beres dari Demy.
11. Saat korban mulai yakin dengan kemampuan Demy dalam pengurusan visa. Pelaku Demy menanyakan baris mutasi kredit (uang masuk ) di buku rekening yang banyak tapi dalam nominal yang kecil (puluhan ribu). Pegawai bank sekelas BCA, Mandiri saja tidak menanyakan itu transaksi apa. Tapi pelaku Demy malah menanyakannya. kecurigaan kepada pelaku bertambah. Pelaku meminta korban untuk percaya kepada dirinya, selama tamu menurut kepada staff travel visa akan tembus (disetujui). Dia bilang yang terpenting  visa (UK & Schengen) harus approve dulu dengan mengikuti permintaan Demy.
12. Pada tahap inilah pelaku melancarkan aksi penipuannya. Pelaku mengirimkan email rincian biaya meliputi biaya pengurusan visa Rp 1.7 jt, asuransi perjalanan selama di eropa senilai Rp 500rb an, deposit hotel senilai Rp 14 jutaan. Deposit hotel ini tidak dijelaskan di dalam daftar persyaratan saat pertama kali tatap muka. Kecurigaan korban muncul, mengapa tiket pesawat tidak perlu deposit sedangkan hotel perlu deposit bahkan nilainya besar.
13. Pelaku Demy melancarkan jurus-jurus tipu-tipu bujuk rayu. Deposit hotel nilai besar karena dipilihkan hotel-hotel yang bonafid yaitu minimal hotel kelas bintang 4. Pelaku beralasan kepada korban untuk orang yang travelling sendirian tanpa undangan sponsor dan belum pernah travelling  ke Eropa Barat sebelumnya. Calon turis seperti korban Y harus terlihat bonafide memiliki dana yang cukup untuk holiday salah satunya dengan menginap di hotel bintang 4.
14. Demy berkilah uang deposit sebagai jaminan agar tamu tidak kabur selama pengurusan visa. Dan supaya tamu tidak menjadi imigran gelap. Jika tamu menjadi imigran gelap reputasi travel agent yang terlibat dalam pengurusan visa akan tercoreng. Biaya deposit hotel akan dikembalikan setelah visa schengen disetujui.
15. Korban transfer biaya sesuai rincian yg diminta di email. Transfer ke rekening pribadi atas nama si pelaku Demy Tridiono Prayitno. Di tahap ini, korban telah ditipu. Rasa curiga sebenarnya telah muncul dari diri korban karena nama pemilik rekening an. perseorangan yaitu pelaku penipuan sendiri. Korban tetap percaya atas dasar cerita pengalaman dan keahlian pelaku dalam penguruan visa. Di samping itu pelaku adalah staff dari sebuah travel agent waralaba terkenal.
NB : Karyawan yang benar dan jujur akan menyuruh pelanggan transfer pembayaran ke rekening milik kantor. Kantor travel yang benar-benar bonafide pasti memilik rekening bank atas nama PT atau perusahaan.
16. Tatap muka di restoran cepat saji ditutup dengan obrolan ringan oleh Pelaku Demy. Pelaku curhat bahwa mencari kerja jaman sekarang itu sulit, seolah terpaksa tidak ada pilihan selain bekerja sebagai staff dokumen dan tidak bisa berharap gaji besar untuk menghidupi putri dan istrinya. Dia juga bercerita bahwa bertemu dengan istrinya saat masih sekantor di Panorama Tours.
17. Pelaku Demy mengaku sempat menganggur lama (kemudian diketahui ternyata pelaku menjadi narapidana karena melakukan tindakan kriminal pemalsuan bilyet deposito nasabah Bank BII) sampai akhirnya awal 2015 ditolong oleh rekannya untuk bekerja sebagai staf dokumen di TX Travel cabang Mulyosari.
18. Untuk makin memuluskan aksi penggelapan dananya , Pelaku Demy berkata invoice pembayaran akan dikirimkan oleh kurir kantor supaya korban / tamu tidak repot. Karena jika korban datang ke kantor tentu akan bertanya macam-macam kepada atasan / manager Demy.
19. Dana yang ditransfer oleh korban ke rekening pribadi Demy lalu diteruskan ke rekening milik kantor kecuali uang deposit hotel. Hal ini diceritakan oleh manager saat Demy menghilang di bulan Oktober2015. Manager atasan Demy sempat curiga mengapa Demy bisa dititipi uang oleh tamu (korban) untuk pembayaran jasa pengurusan visa dan asuransi perjalanan Assist Card. Pelaku Demy berkilah , tamu (korban Y) memang menitipkannya karena sedang repot. Manager tidak menaruh curiga bahwa ada dana lain yang sedang digelapkan.
20. Selang 2-3 hari, Pelaku Demy menyuruh kurir kantor untuk mengantarkan print-out invoice pembayaran , asuransi perjalan, dan salinan bukti reservasi pesawat, booking hotel. Namun timbul keanehan dimana korban Y tidak mendapatkan invoice pembayaran dari deposit hotel. Karena sudah percaya kepada pelaku dan kesibukan pekerjaan, korban Y lupa menagih dan membiarkan hal ini tanpa kroscek ke kantor.
21. Permohonan visa Schengen diurus dengan baik oleh pelaku agar korban tidak curiga dan tetap percaya. Tidak disangka bahwa korban sedang dipancing untuk penipuan dengan nominal yang besar di kemudian hari.
22. Saat hari H pengambilan foto dan biometrik di TLScontact, Kedutaan Perancis di Menara Anugrah,Jakarta. Pelaku Demy meminta kepada korban Y untuk diam dan bicara seperlunya tidak perlu mengobrol dengan petugas TX Travel Pusat Jakarta yang mendampingi. Pelaku Demy takut kedok / modus penipuannya terbongkar jika korban bertanya tentang deposit hotel kepada rekannya dari kantor pusat yang mendampingi korban saat foto biometrik.
23. Akhir September 2015, korban dikabari bahwa visa Schengen disetujui. Lalu Pelaku Demy memberikan rincian biaya untuk pengurusan visa UK meliputi pembelian polis asuransi selama perjalanan di UK senilai Rp 500 ribu an , biaya pengurusan visa UK itu sendiri Rp. 2.4 juta dan biaya deposit hotel selama berlibur di UK sebesar Rp 27.6 juta.

Penipuan Fase Kedua

24. Korban Y menagih janji yang diucapkan di awal. Dimana dana deposit hotel akan dikembalikan utuh karena deposit hotel hanya formalitas. Namun pelaku penipuan Demy berkilah bahwa booking hotel selama di London telah dilakukan menggunakan kartu kredit teman. Alasan yang aneh dan mencurigakan.
NB : Staff Travel Agent yang jujur dan lurus akan menggunakan fasilitas kartu kredit milik kantor atau aplikasi engine booking milik kantor untuk reservasi. Karena pelaku Demy ini sudah  berniat menipu dan tidak ingin ketahuan oleh manager kantor maka si pelaku menggunakan kartu kredit pribadi (atau milik teman) untuk booking hotel dan memerintahkan korban untuk membayar deposit hotel tanpa sepengetahuan dan ijin dari atasan kantor. Pelaku memanfaatkan ketidaktahuan korban bahwa sebenarnya saat booking/reservasi hotel  itu tidak membutuhkan biaya apapun sama seperti reservasi tiket pesawat. Pelaku membohongi korban bahwa kamar hotel telah dibayar padahal sesungguhnya status nya adalah guaranteed booking by credit card dengan fitur free cancelation hingga 24 jam sebelum hari H. Yang artinya adalah tamu hotel akan membayar semua tarif sewa kamar saat hari H di meja resepsionis. Bilamana tamu hotel tidak menampakkan diri saat hari-H (no-show) maka kartu kredit yg diinput saat booking akan dikenai charge / denda sebesar tarif menginap 1 malam saja.

Pengetahuan Tambahan Untuk Pembaca (FYI) :  Saat memesan hotel jika telah dibayar akan mendapatkan receipt yang menjelaskan nominal pembayaran, mencantumkan sebagaian digit (biasanya 4 digit terakhir) dari kartu kredit yang digunakan saat pembayaran. Dan pemesan kamar akan mendapatkan voucher hotel untuk ditukarkan dengan kunci kamar saat check-in di hotel. Situs booking hotel terkenal seperti www.booking.com bahkan hanya mengenakan fee booking saja , dan tamu akan melunasi seluruh tarif kamar saat check-in di resepsionis. Pasang sikap curiga jika Anda harus membayar penuh dimuka tapi tidak mendapatkan receipt tanda bukti pembayaran atau voucher dari hotel yang dipesan.

25. Korban Y hanya mau transfer pembayaran deposit hotel senilai Rp 27.6 juta jika deposit hotel saat pengurusan visa Schengen telah dikembalikan. Pelaku Demy kembali merayu korban bahwa cukup membayar sebagian dari Rp 27.6 juta yaitu transfer senilai Rp 13.6 juta saja karena dikurangi dana sebelumnya sebesar Rp 14 juta yang masuk lebih dulu.  Seluruh Dana deposit hotel akan dikembalikan saat pengurusan visa UK disetujui.
26. Korban Y lantas transfer dana yang diminta oleh si penipu Demy atas dasar kepercayaan dia adalah karyawan travel agent kenamaan. Transfer dana meliput deposit hotel UK, jasa pengurusan visa UK, asuransi perjalan assist card, semuanya ke rekening pribadi penipu.
27. Setelah dana deposit hotel ditransfer, penipu Demy, meyakinkan korban bahwa nilai deposit hotel yang mahal senilai GBP 1233 (+- RP27.6 juta) disebabkan hotelnya bonafide bintang 4 milik Hilton dan terletak di lokasi strategis Waterloo London. Pelaku beralasan supaya korban sbg calon turis dianggap turis berduit dan bukan turis kere. Jika turis dianggap bonafide oleh kedutaan maka visa akan mudah untuk disetujui. Pelaku bersemangat sekali bilang bahwa visa UK itu terkenal sulit didapat sehingga harus dipersiapkan secara matang jangan sampai ditolak.

NB : Hotel yang dibooking selama di London adalah Hampton by Hilton London Waterloo. Pelaku telah berbohong 1x lagi. Pelaku berkata kepada korban bahwa Hampton by Hilton adalah hotel bonafide dengan kelas bintang 4. Namun ternyata hasil cek di situs booking.com dan Google.com Hampton by Hilton berkelas budget hotel setara bintang 3. Grup Hilton memang terkenal dengan hotel bintang-4 dan bintang-5 namun untuk merk Hampton by Hilton adalah produk dengan kelas yang lebih rendah.

28. 6Oktober2015 pelaku mengirimakan polis asuransi  assist card ke alamat korban melalui kurir kantor. Korban mendapatkan print-out polis asuransi perjalanan saja tanpa invoice pembayaran jasa pengurusan visa UK, dan tidak mendapatkan invoice deposit hotel senilai Rp 27.6 juta . Korban tetap percaya , di sisi lain kesibukan pekerjaan membuat korban lupa menagih ke penipu Demy ataupun ke kantor TX travel mulyosari dimana pelaku bekerja.
29. 7Oktober2015 adalah tanggal pengambilan biometrik di VFS Kuningan City Jakarta. Dokumen permohonan visa UK milik korban Y ditangani dengan baik oleh staf travel agent kantor cabang jakarta. Korban didampingi dengan baik selama di VFS dan staff cabang Jakarta berkata visa UK akan selesai dalam 3 minggu setelah pengambilan biometrik.
NB : Ada kejanggalan saat di VFS Kuningan City yaitu staff yang mengerjakan dokumen permohonan visa bukanlah staff TX Travel cabang Jakarta melainkan staff dari travel agent lain yaitu staff dari Antavaya Tour. Bahkan di kemudian hari manager atasan Demy tidak tahu bahwa yang mengerjakan visa UK adalah staff antavaya tour. Ketika itu manager beralasan mungkin kantor TX Travel pusat Jakarta outsource / sub kontrak ke antavaya Tour. Tugas Demy si penipu hanya  mempersiapkan dokumen dari kantor surabaya lalu mengopernya ke kantor cabang jakarta dan menerima kembali jika kantor jakarta sudah mengambil balik dari kedutaan.
30. Setelah biometrik, penipu Demy tidak melakukan komunikasi apapun dengan korban baik melalui Whatsapp, SMS, Telpon, Email. Hingga pada akhirnya tanggal 22Oktober2015, korban Y mendapatkan kabar bahwa visa UK sudah disetujui dan paspor sudah berada di Surabaya siap untuk diambil.
31. 22Oktober2015 sore hari, korban mendatangi TX travel mengambil paspor dan mendapat kabar dari manager bahwa pelaku Demy sudah menghilang dari kantor sejak seminggu sebelumnya sekitar tanggal 13Oktober2015. Hal ini juga diperkuat dengan status last seen 13Okt2015 dalam profile Whatsap Penipu Demy .
32. Di sisi lain, manager travel agent juga mendapatkan laporan dari korban penipuan Demy yang lain yaitu Korban M. Seminggu sebelumnya Korban M mendatangi kantor TX travel Mulyosari untuk menagih tiket pesawat dari Demy sedangkan pelaku penipuan sudah menghilang dari kantor tanpa kabar tanpa berpamitan resign.
33. Pelaku Demy juga telah menipu kantor dimana dia menandatangi sendiri invoice pembayaran jasa pengurusan visa schengen dari korban Y. Pelaku menyalahi prosedur operasional dimana yang menanda tangani print-out invoice adalah staff finance.
34. 22Oktober2015, korban Y diberikan invoice pembayaran edisi terbaru yg mencantumkan rekening resmi yang digunakan oleh kantor di bagian footer. Invoice yang diberikan oleh penipu Demy sudah tidak berlaku.
35. Penipu Demy sempat mengiming-imingi Korban Y untuk tiket murah dari Indonesia-London setelah visa disetujui. Lebih murah dari tiket yang resmi ditawarkan kantor, bahkan pelaku berkata harganya lebih murah dari situs Skyscanner.com
36. Pelaku Demy juga sempat curhat dengan tidak sadar pada akhir September setelah mengabari korban Y bahwa dia ingin segera menyelesaikan urusan visa UK. “Ndang mari ndang beres (segera selesai, segera tuntas)”, kata pelaku. Tidak disangka yang dimaksud oleh pelaku ternyata adalah  setelah menguruskan visa korban, dia kabur  menggelapkan dana tamu yg terlanjur percaya.
37. 22Oktober2015 magrib pukul 17, manager kantor tempat pelaku bekerja menelpon si pelaku penipu selama +- 45 menit. Pelaku beralasan dana yang digelapkan untuk modal burung walet, demi anak istri bblabla. Saat ditanya dimana posisinya saat ditelpon, pelaku mengaku berada di Pasuruan untuk mencari pinjaman untuk modal mengganti uang hasil penggelapan.
Percakapan telpon itu terekam sebagian 9menit, bisa disimak di sini. Gunakan aplikasi pemutar Mp3 seperti WinAmp untuk mendengarkannya. Harap ingat baik-baik suara pria yang memelas kasihan adalah pelaku penipu Demy Tridiono Prayitno.

Pelaku penipu Demy masih memiliki sisi positif yaitu menguruskan visa dari korban Y sampai disetujui. Namun hal itu dilakukan demi mendapatkan kepercayaan untuk menggelapakan dana yang lebih besar.

38. 23Oktober2015 siang hari, secara mengejutkan dapat kabar dari manager kantor travel bahwa pelaku Demy telah ditahan di Polresta Malang. Kisah ditangkapnya pelaku adalah atas tindakan korban M, korban penipu Demy yg lainnya. Cepat sekali. 22Oktober mengaku di Pasuruan dan 23Oktober2015 sudah masuk kantor polresta Malang.
39. Senin, 26Oktober2015, korban Y bertanya kepada anggota kepolisian yang bertugas di Polresta Malang untuk memastikan kabar pelaku apa benar menjadi tahanan polresta Malang. Hasilnya, adalah benar, A1. Sejak kejadian penipuan oleh oknum karyawan, kantor travel memasang xbanner serta spanduk peringatan waspada terhadap penipuan yang mengatasnamakan kantor tersebut dan memerintahkan pelanggan untuk tidak transfer ke rekening an. pribadi.
40. Profil pelaku khususnya riwayat pekerjaan yang didapatkan dari berkas lamaran kerja awal 2015 sangat bertolak belakang dengan apa yang ditemukan dari berita Google.com dan Detik.com. Selama 2008-2001 pelaku menjadi karyawan BII lalu tahun 2011-2013 kejahatan pelaku terbongkar serta menjadi narapidana penipuan dan penggelapan dana deposito nasabah BII cabang Kertajaya, Surabaya. Hal ini berbeda dengan berkas lamaran dimana pelaku menulis bekerja sebagai wiraswasta bengkel mobil dari 2008-2012.

Korban lain (Korban M) ada yang telah ditipu Rp. 100jt untuk pembelian paket group tour moto gp sepang,Malaysia Oktober2015 25pax @4jt IDR. Korban M awalnya mendapatkan harga penawaran resmi dari kantor travel adalah Rp 6juta per pax untuk paket tour MotoGP. Kemudian pelaku penipu Demy menawarkan tanpa sepengetahuan kantor, paket tour motoGP yang sama seharga Rp4juta. Pelaku menipu korban M dengan menawarkan harga  1/3 lebih murah daripada penawaran kantor dengan alasan memiliki kenalan orang dalam sehingga harga tiket pesawat yang ditawarkan harganya lebih murah. Korban M termakan bujuk rayu lalu transfer ke rekening pribadi pelaku. Dan selanjutnya adalah sejarah.

Maksud dan Tujuan dari ditulisnya posting ini adalah Peringatan kepada pembaca agar

1. Waspada Curiga dan hati-hati saat akan / sedang berurusan dengan pihak lain(toko,perusahaan,penjual, iklan) yg mengarah ke gejala/indikasi penipuan dengan modus yang mirip pada artikel ini.

2. Jika anda adalah pemilik atau manager sebuah bisnis, terapkan prinsip Know Your Employee (KYC) yaitu kenali, pahami, selidiki profil karyawan anda. Apakah karyawan (atau calon) anda pernah memiliki riwayat perbuatan kriminal. Lebih baik mencegah daripada mengobati. Pasang sikap curiga dan awasi karyawan/bawahan Anda, investigasi serta interogasi jika ada gerak-gerik yang aneh. Persempit celah karyawan untuk melakukan pembobolan dari dalam. Edukasi pelanggan/tamu untuk tetap wasapda terhadap upaya penipuan. Reputasi bisnis dapat hancur karena ulah oknum karyawan/bawahan dan sulit kembali ke posisi semula.

3. Berhati-hatilah ! Jika di kemudian hari Anda bertemu, berurusan transaksi bisnis dan komunikasi dengan pelaku penipuan dalam artikel ini.
Pelaku kejahatan penipuan bernama : Demy Tridiono Prayitno
No. Rekening BCA 7880737958
No. HP :  081336535339 , 081938187058 alamat email : demyfenfen@gmail.com

fotonya bisa disimak di bawah. Dan untuk tahu seperti apa suaranya bisa simak rekaman telpon pada kronologi no.37 atau klik di sini.

Foto terbaru (pas foto 3x4 yang digunakan melamar pekerjaan Januari2015)

Foto terbaru (pas foto 3×4 yang digunakan melamar pekerjaan Januari2015) – klik untuk memperbesar

Sejarah dari pencarian Google.com membuktikan pelaku memiliki catatan kriminal pada tahun 2011 sebagai narapinda kasus penggelapan dana deposito nasabah saat menjadi Karyawan BII cabang Kertajaya Surabaya. Beritanya simak di sini hot.detik.com/read/2011/04/15/170549/1618451/466/marketing-eksekutif-bii-habiskan-dana-nasabah-untuk-bermain-judi?hd771104bcj

Putusan Perdata dari Pengadilan Surabaya atas  tindakan kriminal Demy Tridiono Prayitno (serta kronologi lengkap pada kasus tersebut) bisa disimak dengan download file pdf nya dengan klik ini  atau di link ini http://putusan.mahkamahagung.go.id/putusan/downloadpdf/a0b39561175e4259a110a6d843d8ab38/pdf

PENTING : Untuk mengetahui sejarah kriminal Demy Tridiono Prayitno (termasuk orang lain siapapun itu) Kunjungi situs http://sipp.pn-surabayakota.go.id/. Di kiri atas dibawah kalimat ‘DAFTAR PERKARA’ terdapat kotak untuk memasukkan kata kunci. Ketik “Demy  Tridiono Prayitno” (atau nama siapapun) akan muncul daftar perkara pidana + perdata yang telah diputuskan oleh pengadilan.

Sejarah lain dari si pelaku berdasarkan curiculum vitae dan pengakuan ybs sendiri adalah

  • bekerja di TX Travel Mulyosari Surabaya dalam kurun Januari – Oktober 2015 (bulan kejadian aksi penipuannya diketahui oleh korban)
  • bekerja di Panorama Tour cabang surabaya sebagai tour leader
  • bekerja di ATS Vacations(PT anugrah tur sejahtera) cabang surabaya sebagai staff dokumen
  • mengaku sempat menganggur (tidak bekerja) dalam rentang waktu lama (ternyata karena menjadi narapidana kasus penggelapan dana nasabah BII).
  • Berdasar http://sipp.pn-surabayakota.go.id/ (no.perkara 2237/PID.B/2011/PN.SBY) menjadi Narapidana dengan hukuman 1 tahun 6 bulan atas perkara pemalsuan surat deposito nasabah BII (kasus penggelapan dana deposito nasabah BII yg tidak disetor namun ditransfer ke rekening pribadi pelaku)

Tindak-tanduk yang mencurigakan saat menjalankan modus penipuan

- mengajak tamu untuk tatap muka di luar jam kantor dan di luar kantor
- malas mengobrol panjang lebar terang-terangan di kantor dan jika telpon akan  menyingkir dari area meja kerja atau keluar ruangan.
- bertanya lebih detail darimana sumber uang yang masuk di mutasi kredit rekening koran milik tamu
-  invoice bukti bayar tidak langsung diberikan. Invoice selalu dikirim melalui kurir  dengan dalih tidak ingin merepotkan tamu/pelanggan.
- terlihat sibuk sendiri di kantor, tanpa berkomunikasi dengan rekan kerja.

Kejanggalan dari kasus ini adalah pelaku pernah menjadi narapidana atas kasus fraud perbankan penggelapan dana nasabah BII sebesar 3M di tahun 2011. Seharusnya nama pelaku sudah tersebar di kalangan perbankan. Seharusnya pula , pelaku tidak berhak memiliki kesempatan untuk membuka rekening bank baru di masa depan. Bank BCA yang terkenal atas sikapnya yang hati-hati, dalam kasus ini BCA pada kenyataannya meloloskan pembukaan rekening an. pelaku.

PELAJARAN BERHARGA DARI KASUS KRIMINAL INI ADALAH

  • Jangan percaya dengan janji-janji surga / iming-iming seperti harga lebih murah dari harga resmi, visa pasti disetujui tinggal menuruti perintah. Tidak ada yang bisa menjanjikan visa pasti approved.  Gunakan akal sehat dan pikiran yang tenang, bandingkan dengan paket tour dari beberapa travel agent resmi. bonafide dan terpercaya. Curigai jika harga ditawarkan murah dengan selisih 20% atau lebih.
  • Lakukan pengurusan visa secara mandiri tanpa bantuan calo/makelar/staff travel agent. Banyak data sensitif dan bersifat rahasia dalam persayaratan permohonan visa antara lain no.hp, tempat tanggal lahir, alamat tinggal, nama ayah, ibu, tanggal lahir orang tua, penghasilan bulanan, nominal uang dalam rekening koran mutasi debet kredit, dll. Informasi rahasia akan berbahaya jika bocor atau dibagi kepada orang asing yang tidak dikenal secara dekat. Dalam hal ini staff pengurusan visa memegang banyak informasi rahasia para tamu.
    Dalam kasus pengurusan visa di atas pelaku telah mempelajari profil calon korban dengan membaca nominal saldo dalam rekening koran korban. Pelaku awalnya mungkin tidak berniat jahat, tetapi setelah melihat peluang menipu akhirnya niat itu muncul. Ingat kejahatan terjadi tidak hanya karena niat pelaku melainkan juga munculnya kesempatan. Seseorang akan menjadi sasaran empuk Apalagi jika calon korban adalah orang yang berduit sekaligus seorang yang pemula dalam hal travelling, pemesanan tiket, tour atau pemula dalam hal pengurusan visa.
  • Selalu lakukan pembayaran di kantor agen travel ybs dan langsung minta invoice/tanda bukti pembayaran saat itu juga.
  • Gunakan pembayaran melalui gesek  kartu di kantor travel agent secara langsung jika tidak ingin transfer atau tidak membawa uang tunai.
  • Pilihlah travel agent yang bonafide serta terpercaya. Perhatikan hal remeh seperti alamat email yang tidak menggunakan lamat website resmi kantor atau menggunakan alamat email gratis seperti Yahoo Gmail Hotmal, dan sejenisnya. Perusahaan terpercaya selalu menggunakan alamat email dengan domain resmi website. contoh : sales2@dwidayatour.co.id bukan sales2dwidayatoursby@gmail.com atau @yahoo.com. Korban harus membayar mahal telah mempercayai travel agent yang tidak bonafide seperti kasus di atas.
  • Selalu datang dengan ditemani atau lebih dari 1 orang saat memutuskan hal penting. Jika pelaku memiliki kemampuan hipnotis, lebih sulit menghipnotis beberapa orang sekaligus.
  • Jika terpaksa membayar dengan metode transfer bank, pastikan no.rekening yang digunakan an. perusahaan langsung contoh an. PT Maju Jalan, CV Lancar Jaya. Jangan percayakan uang anda dengan menitipkannya ke karyawan. Apalagi transfer ke rekening pribadi karyawan ybs. Pasang sikap curiga jika ada perusahaan yang menggunakan rekening atas nama perseorangan dalam menerima pembayaran dari pelanggan.
  • Selalu Bersikap Curiga dan Waspada kepada siapapun.
  • Tanyakan ke kantor resmi terkait tindak-tanduk yang mencurigakan. Jika ada hal yang meresahkan hati anda langsung telpon , cek dengan kantor secara langsung.
  • Pelajari sejarah, reputasi travel agent atau sales yang melayani anda dengan bantuan google.com
  • Ikuti perkembangan terkini tentang modus penipuan di bidang travel agent dengan bantuan google dengan mengetik kata kunci “penipuan hotel tiket pesawat dlsb”

FYI : Modus Lain Penipuan Seputar Travel Agent :

  • Travel agent Tidak memberikan e-ticket seketika setelah pembayaran dilakukan. Setelah pelanggan membayar staff/pihak travel agent harus langsung issued ticket. Ticket yang telah issued siap dipakai terbang dan dapat dipakai untuk manage booking di website resmi maskapai. Tidak ada aturan dimana ticket baru akan diberikan (di-isued) mendekati tanggal terbang. Andai pembeli membayaran 1 tahun sebelumnya , pembeli langsung mendapatkan e-ticket dengan status issued bukan tiket dengan status booking atau reservasi dan tidak perlu menunggu 1 minggu sebelum tanggal terbang.
  • Di kaskus , ada sebuah kasus dimana pembeli menggunakan jasa booking kemudian saat check-in ditemukan bahwa kode booking yang dimiliki telah dicancel tanpa sepengatutan. Modus yang digunakan penipu di kasus ini mirip dengan yang dilakukan Demy, dimana setelah menerima uang dari pembeli (baik uang untuk jasa booking saja maupun uang utuh sejumlah tarif sewa kamar), kamar hotel yang semula statusnya “confirm” kemudian dicancel oleh penipu 24 jam sebelum tanggal check-in. Pembeli awalnya percaya kamarnya telah sempura dipesan karena saat dicek ke pihak hotelnya langsung kamar yg dipesan atas nama dirinya statusnya masih confirm. Namun, pembeli tidak mengetahui bahwa kode booking kamar hotelnya telah dicancel oleh penipu karena hanya penjual jasa booking kaskus tadi lah yang punya akses ke menu ‘manage booking’ di dalam akun/website booking hotel. Andai pembeli memesan secara mandiri tanpa minta bantuan jasa booking dari kaskus serta memiliki data kartu kredit yang digunakan saat membayar maka Pembeli akan bisa masuk ke menu manage booking dan terhindar dari kasus cancel sepihak jika booking dilakukan oleh pihak lain.

Data Diri Pelaku saat melamar kerja Januari 2015 demy tridiono prayitno copy ijazah IMG_20151026_110134demy tridiono prayitno copy KTP IMG_20151026_104506demy tridiono prayitno curiculum vitae IMG_20151026_110055demy tridiono prayitno riwayat pekerjaan IMG_20151026_110113 Update : Kabar Terakhir Per 26Oktober2015 : menjadi tahanan khusus Polres Kota Malang atas laporan salah seorang korban penipuan Tour Malaysia.

Sejarah Demy Tridiono oleh Google.com Hasil pencarian Google Per Oktober2015

demy tridiono prayitno kasus kriminal penipuan penggelapan dana nasabah BII Surabaya 2011 google

Screenshot pencarian google per Oktober2015

kliping koran Surya (http://issuu.com/surya-epaper/docs/surya_edisi_16_april_2011/6)

screenshot surya (1) zoom

screenshot surya (1) klik untuk memperbesar foto wajah pelaku

screenshot surya (2) artikel

screenshot surya (2) artikel

screenshot surya (3) halaman 6 demy tridiono kasus kriminal

screenshot surya (3) halaman 6 demy tridiono kasus kriminal

kutipan dari detik.com

Pembobolan uang milik nasabah tak hanya dilakukan Melinda Dee. Di Surabaya, oknum marketing eksekutif BII Cabang Kertajaya,Surabaya Demy Tridiono Prayitno menggelapkan uang nasabah hingga mencapai Rp 3,72 miliar. “Dia dilaporkan dan diserahkan ke polda kemarin (Rabu (13/4/2011) sore,” kata Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Pudji Astuti, saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (14/4/2011). Dari informasi yang dihimpun, Demy Tridiono Prayitno warga Semolowaru Tengah itu bekerja di perusahaan bank tersebut sejak tahun 2008. Selama bekerja, Prayitno melakukan aksinya dengan memanfaatkan profesinya sebagai marketing eksekutif. “Modusnya, dia mencari nasabah yang ingin mendepositokan uangnya ke bank tempatnya bekerja,” ujar sumber yang enggan disebutkan identitasnya. Setelah mendapatkan mangsa, uang deposito calon nasabah itu tidak disetorkan ke bank tempat bekerjanya, malah dimasukkan ke rekening pribadinya. Untuk menutupi aksinya yang sudah dilakukan sekitar tiga tahun lalu, Prayitno memberikan sebuah bukti pembayaran deposit. Aksi Prayitno ini terbongkar, setelah salah satu korban mencurigai tinta di bukti pembayaran depositnya luntur. Korban itu langsung melaporkan ke pihak bank. Bank mengusutnya dan pelakunya adalah Prayitno yang tak lain karyawannya sendiri. Prayitno pun langsung dibawa ke Polda Jatim dan menjalani pemeriksaan di Satuan Fiskal Moneter dan Devisa (Fismondev) Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus), untuk mempertangungjawabkan perbuatannya. “Saat ini masih dikembangkan kasusnya,” jelas Kombes Pol Pudji Astuti. http://surabaya.detik.com/read/2011/04/14/212052/1617845/466/marketing-eksekutif-bii-bobol-uang-nasab ah-rp-37-m?y991102465

 

kutipan lain dari link

http://oto.detik.com/read/2011/04/15/170549/1618451/466/marketing-eksekutif-bii-habiskan-dana-nasabah-untuk-bermain-judi

Dana Nasabah Dibobol

Marketing Eksekutif BII Habiskan Dana Nasabah untuk Bermain Judi

Rois Jajeli - detikOto
Jumat, 15/04/2011 17:05 WIB
Marketing Eksekutif BII Habiskan Dana Nasabah untuk Bermain Judi
Surabaya -Uang nasabah sebesar Rp 3,7 miliar yang gelapkan oleh oknum marketing eksekutif BII cabang Kertajaya, Surabaya digunakan pelaku untuk berfoya-foya. Pelaku juga mengaku menggunakan uang itu untuk bermain judi di Malaysia, Singapura, dan Macau.”Buat foya-foya pak. Namanya Casino ya nggak tahu menang. Sekarang di tabungan tinggal sekitar Rp 400 juta,” kata tersangka Demy Tridiono Prayitno di hadapan penyidik Unit I Subdit II Fismondev Ditreskrimsus Polda Jatim, di mapolda, Jalan Ahmad Yani, Surabaya, Jumat (15/4/2011).Dihadapan penyidik, tersangka juga mengaku tempat tinggalnya saat ini di jalan Semolowaru Tengah adalah rumah yang dia kontrak sejak satu setengah tahun lalu.Ia mengaku dana hasil penipuan itu juga untuk memenuhi kebutuhan anak dan istrinya sehari-hari. Saat ditanya apakah uang tersebut juga dibelikan rumah dan mobil, tersangka enggan menjelaskannya. “Saya nggak tahu. Saya nggak pernah beli apa-apa. Untuk kebutuhan ekonomi,” cetusnya.Tersangka juga enggan mengatakan, siapa saja korban yang ditipunya dan nilainya berapa saja, ia mengaku tidak hafal, tapi nilai dana yang didapat hasil dari menipu sekitar Rp 3,7 miliar.”Saya nggak tahu. Saya nggak hafal,” ujar tersangka, yang istrinya bekerja di sebuah perusahaan investasi saham.Kini akibat perbuatannya, tersangka dijerat pasal berlapis yakni Pasal 263 KUHP tentang pemalsuan, pasal 378 KUHP tentang penipuan, Pasal 374 KUHP tentang penggelapan dalam jabatan serta Pasal 49 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan dengan ancaman hukuman 15 tahun, denda Rp 10 miliar.Seperti yang diberitakan, Demy Tridiono Prayitno (33) bekerja sebagai marketing eksekutif BII cabang Kertajaya sejak tahun 2008. Sebagai seorang marketing, Demy berhasil menghimpun  dana sebanyak Rp 3,72 miliar milik 9 nasabah.Setelah mendapatkan mangsa, uang deposito calon nasabah itu tidak disetorkan ke bank tempat bekerjanya, malah dimasukkan ke rekening pribadinya. Untuk menutupi aksinya yang sudah dilakukan sekitar tiga tahun lalu, Demy memberikan sebuah bukti pembayaran deposit.(bdh/bdh)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>