Harga Taksi Online yang Tak Wajar

Harga Taksi Online yang Tak Wajar

murah menempati urutan pertama hasil survey mengapa konsumen memilih taksi online (Uber, Grab , Go Car, dll) , baru disusul kemudahan memesan, nyaman, dll

saya mencoba membandingkan harga antara taksi online dalam hal ini saya mencoba uber melawan Bluebird. Untuk rute sekali jalan dari ITS ke Bandara Juanda T2

Blue bird lewat argo mematok 100rb -110rb

Uber memberikan harga 50rb – 65rb

bisa dilihat selisihnya adalah 50%

kita coba membedah cost antara keduanya.

jarak ITS – Juanda T2 adalah 20KM maka PP adalah 40KM

jika seunit taksi harus kembali ke pool , anggap saja pool taksi antara dua jenis ini berada di ITS

maka konsumsi BBM 40KM dalam kota adalah  13KM / liter. Maka total butuh 4 liter

anggap harga bensin 7500 / liter maka untuk beli bensin adalah 30rb

total waktu tempuh ITS-Juanda T2 adalah 45-60 menit. Biar mudah anggap saja 1 jam.

Maka supir membutuhkan waktu 2 jam untuk PP (kembali ke pool)

Upah per jam untuk area Surabaya adalah 20rb (UMR 3.2 juta , 20 hari kerja, 8 jam kerja/hari) . Maka upah untuk supir adalah 40rb / 2 jam

Sampai di sini total biaya yang dibutuhkan untuk rute ITS-Juanda adalah

bensin : 30rb

upah supir : 40rb

Total : 70rb

sedangkan Uber mampu menawarkan harga kepada konsumen cuma 60rb . lebih murah 10rb dibanding cost di atas

sedangkan blue bird menawarkan harga 110rb , lebih mahal 40rb dibanding cost di atas.

Saya yakin angka 40rb ini akan lari ke biaya lain-lain di bawah ini

cicilan Kredit kepemilikan armada Taxi/ mobil yang digunakan  tentu digolongkan sebagai capex yang harus diperhitungkan , belum lagi pajak PPN, Pajak kendaraan bermotor, ijin, retribusi pemda, asuransi, dan profit operator taxi itu sendiri.

Lalu muncul pertanyaan, taksi online kok bisa memberikan harga lebih murah ??. Nah inilah yang tidak dipahami oleh orang awam, siapa yang menanggung biaya yang tekor 40rb ini.

Tidak lain yang menanggungnya adalah Uber itu sendiri. Uber memberikan subsidi kepada penumpang dan di sisi lain, supir uber juga diberi bonus jika berhasil menyelesaikan (narik) sekian trip dalam sehari. Istilah ini populer dikalangan pegiat start-up sebagai “Bakar Duit”.

Dengan kata lain taksi online dan taksi konvensional melakukan perang harga.

Muncul konflik karena sebenarnya kue transportasi berbasis taksi itu cuma segitu-gitu saja alias tidak ada pertumbuhan. Taksi online dengan kekuatan modal yang besar berusaha menggilas dan merebut kue yang telah dimiliki taksi konvensional yang hidup dari margin operasional dan ekosistem bisnis transportasi yang penuh regulasi dari pemerintah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>